Sassa, Kampung Para Manusia Berdarah “LIMOLA” (bagian I)
Sassa,
Kampung Para Manusia Berdarah “LIMOLA”
(bagian I)
Tulisan
ini saya tulis sekitar dua pekan menjelang Hari Raya Idul Adha dan sehari setelah mengujungi Timburu Kopi, sebagai wujud
cinta untuk Rare To Limola. terkhusus kusembahkan untuk rangaku(dalam bahasa setempat
berarti rekan) para perantau yang untuk kesekian kalinya belum sempat menjajaki
udara segar setiap lorong kampung.
-Salam Manis Penulis (Pajar)
-Salam Manis Penulis (Pajar)
Gambar: Salah satu lorong Dusun Sassa.
Apabila
beruntung jika berkunjung di hari jumat maka akan ada prosesi adat kebudayaan
Rumpun To Limola yaitu “Mallamba”. Tradisi tersebut sudah dilakukan secara
turun temurun dilakukan Manusia Limola, menarik karna yang datang melakukan
ritual adat tersebut bukan hanya masyarakat yang tinggal di Kampung Sassa
tetapi berasal dari luar juga termasuk dari Malangke, Wotu, Palopo, dan Jawa
belakangan saya mendengar cerita Inaku(ibu
dalam Bahasa Limola) orang Jakarta juga sempat mendapat petunjut melalui mimpi
untuk berkunjung kesana. Keunikan prosesi adat ini bisa kalian dapatkan apabila
memperoleh izin dari pemangku adat kami “Balailo” selaku kepala kampung, untuk
detailnya silahkan menanyai beliau dengan “sopan” kampung kami masih
mempercayai karama(balak).
Selama
berada dikampung sassa jangan heran apabila mendengar bahasa yang berbeda
dengan bahasa kebanyakan ditanah Sulawesi. Di Kampung Sassa masyarakat lokal
akan menggunakan Bahasa Limola dalam aktifitas sehari-hari meskipun dewasa kini
mulai dikikis perkembangan zaman banyak diantara Manusia Limola yang
mencampuradukkannya dengan Tae, tapi tak perlu khawatir jika melihat
orangtua-orangtua mereka akan dengan fasih berbahasa Limola.
Bukan
hanya khasanah budaya yang tersedia di sassa, kampong manusia limola ini di
anugerahkan banyak destinasi wisata yang dapat pengunjung singgahi. Pertama
tentu permandian Sungai Pongkabulo dengan jembatan gantungnya, letaknya tepat
di tepi perkampungan. Selanjutnya pengunjung bisa menikmati bermain perosotan
menggunakan batu besar dan sungai yang dalam di permandian Pelentua O'Nyara.
Untuk menikmati sensasi air belerang terdapat air panas yang bisa ditempuh
dengan roda dua sekitar 15 menit meskipun jalan setapak jalurnya masih bisa
dilalui. Terakhir untuk penikmat air terjun, kampung Sassa menawarkan Air
Terjun Timburu Kopi yang memiliki 12 tingkat dimana puncaknya bernama Air
Terjun Marobo.
Hal
paling menarik bagi saya adalah saat Hari Raya Idul Fitri, saya selalu takjub
takkala bulan suci Ramadhan berakhir saat menjelang Ibadah Shalat Ied dilakukan
Manusia Limola tumpah ruah apabila hari biasa jumlah masyarakat tidak seberapa
tetapi dihari itu seluruh Rumpun To Limola dating mereka yang bermukim di luar
kampong bahkan para perantau akan pulang ke kampung halaman. Tak kurang deretan
mobil yang terparkir sangat panjang mengitari lapangan tempat berlangsung
dengan khidmat Ibadah tersebut. Tidak lama lagi momentum Idul Adha akan
menyambut kita meskipun tidak akan seramai Idul Fitri, dengan indah dan bakti
luhur kampung Sassa akan menyambut perantaunya lagi. Pulanglah yang sempat,
kirimkan doa yang khidmat jika tidak semoga kampung(rare) Sassa selalu asri dan
diridhai oleh tuhan yang maha esa.
-Di Petang Hari Ulu Tondok(Sassa)
Komentar
Posting Komentar